Assalaamu'alaikum...



kucoba merangkai cerita perjalanan ruhani yang kualami

sekedar untuk kenangan, atau mungkin penambah semangat akan niatanku untuk kembali lagi ke sana..

suatu saat nanti. Insya Allah...
terbersit juga sebuah harapan,smoga catatan kecil ini bermanfaat untuk sesama, sodara seiman yang pasti punya niatan tuk memenuhi Panggilan-Nya.

Rabu, 12 September 2012

Rindu.... #1

Assalaamu'alaikum rekans.. Ketika musim haji menjelang, selalu ingin kubaca dan kubaca lagi catatan kecil ini. Sekedar pengobat rindu. Dan Semoga ada pengalaman yang bisa kubagi untuk rekans yang akan menjadi tamuNya tahun ini. Bersyukurlah bila rekans telah terpanggil tahun ini. Mengingat waitinglist yang rata-rata lebih dari 5 tahun. Biaya pun semakin meningkat. Tahun ini sudah mencapai Rp. 35 juta. Dan Allah memilihmu... Memampukanmu... Subhanallah... Dan untuk rekans yang tengah bersiap dan menunggu,, InsyaAllah banyak kesempatan untuk mendalami lagi manasik sesuai yang Rasulullah SAW contohkan. Semoga ketika saat itu tiba, bisa menjalankan rangkaian ibadahnya dengan optimal. Kesehatan yang prima. Amiin... Allah.. Kau Maha Tahu apa yang terbersit dihatiku.. Rindu.. Rindu ya Allah... Izinkan kami kembali.. dan kembali ke tanah HaramMu.. ke Masjid NabiMu...

Jadilah Unta !

Maka mengapa kamu tidak memperhatikan (berfikir dalam) bagaimana unta di ciptakan?
Maka apakah mereka tidak memperhatikan , bagaimana Unta diciptakan ?

Dari sisi yang lain Memang, barangkali kita tidak pernah memperhatikan makhluk yang satu ini. Justru yang menjadi pemeo orang Indonesia adalah : Hanya Onta dan tiang listrik saja yang tidak BATUK.
Begitulah hiburan, atau barangkali pembenaran ketika jamaah haji kembali ke Tanah Air, batuk seperti menjadi ikutan wajib, oleh-oleh wajib yang harus dibawa ke kampoeng halaman selain qurma dan air zam-zam. Yang mungkin saja harus di bagikan ke tetangga dan kerabat.
Tapi haruskah demikian ? Kita harus berani mengatakan Tidak. Kita Boleh untuk Tidak Batuk. Mari, kita lihat kekuatan itu. Dari ayat diatas : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan , bagaimana Unta diciptakan ?” Dari pemeo diatas : “Hanya Onta dan tiang listrik saja yang tidak BATUK” Kesimpulan perdana : Jadilah Unta ! Perhatikanlah : apa yang dimakan onta dan berapa macam menu makanan unta. Unta telah ditaqdirkan memiliki jenis makanan terbatas, cukup rumput saja. Sedangkan untuk manusia macam dan jumlahnya dibebaskan, tapi ada rambu yang telah disiapkan : QS Abasa 24 Maka hendaknya manusia tu memperhatikan makanannya (apa yang dimakan) Dari redaksi kalimat pendek ini “maka hendaknya “ sudah menunjukkan bahwa : manusia cenderung TIDAK memperhatikan apa yang dimakannya.

Tentu mengandung konsekuensi masing-masing . Jika kita memperhatikan makanan maka tubuh kita akan baik, bekerja normal. Jika kita TIDAK memperhatikan makanan maka tubuh kita terganggu, dalam bahasa manusia “SAKIT”. AllahuRRohim…. Dua keadaan konsequensi diatas (SEHAT n SAKIT), pun telah didesain menjadi kebaikan bagi setiap Mukmin, sebagaimana hadits Rosulullah SAW : “ ‘ajiib, sungguh menakjubkan, urusan seorang Mukmin semua berujung kebaikan. Jika di di timpa musibah, ia bersabar. Dan itu baik baginya. Jika ia diberi Nikmat, ia bersyukur, dan itu baik baginya “ Maka apapun yang menimpa kita, benar-benar menjadi ujian bagi kita. Pada kesempatan kali ini saya melalukan pengamatan, dan melakukan uji/testing pada diri saya sendiri dengan kesimpulannya seperti QS Abasa 24 diatas Maka hendaknya manusia tu memperhatikan makanannya (apa yang dimakan)
Sebagian besar jamaah yang terserang batuk adalah karena mereka memakan semua yang mereka inginkan (menurut hawa nafsu mereka : baik) Beberapa contoh makanan yang menggoda ketika kita kepayahan adalah :
-minuman dingin, bard, es

-aneka minuman kaleng yang dibagikan gratis

-aneka buah yang murah dan segar

-pendingin ruangan yang hebat

-minuman bersoda/carbonat yang dingin

-minuman yang merangsang sendawa.

Onta…tidak tertarik dengan makanan yang bermacem-macem itu, selain memang tidak ada. Begitulah cara kita menjadi Onta, memegang teguh “saran” dari Alloh SWT (QS ‘Abasa) Insya Allah .. anda akan tegar ditengah gempuran batuk kanan kiri.

Now What ? Telah kita ketahui, atau ketahuilah bahwa Flue-Batuk adalah termasuk syndrome dingin. Maka solusinya adalah memberi tenaga-chi-panas pada tubuh kita.
Hangatkanlah tubuh kita, dengan apa ?

Gerakan-olahraga.—boleh

Berjemur— boleh

Asupan yang panas— jahe madu

Bekam api di titik tertentu Accupunktur di titik tertentu

Mengoles minyak zaitoon di titik tertentu

Tentu, awal dari “now What” ini adalah istighfar dan berdo’a. ini tang paling sering dilupa. Bekal persiapan untuk menjadi Onta. Batuk ?…Itu karena imunity kita sedang turun. Pada titik tetinggi dimana virus batuk mampu mengalahkan kita. Maka kenalilah sesuatu yang mampu menaikkah immunity secara efektif. Dan menghangatkan, tubuh kita sendiri. Semakin kita kenal , maka tindakan (recovery) kita semakin efektif Insya Alloh, dengan mengamalkan QS Abasa 24 diatas Kita akan tegar digempur batuk kanan kiri depan belakang Dan tidak perlu membawa pulang bersama qurma dan Zam-zam Begitulah jika kita menginginkan nikmat sehat yang sering terlupakan itu, menyertai kita dalan perjalanan do’a itu. Tentu saja itulah kondisi ideal yang diinginkan oleh Alloh SWT, Semua hambanya berbaris, bershaf rapi, menyempurnakan rukuk dan sujudnya.

Sumber : Milis FAST ( thks to Mr. Baharudin Ramli atas ijin copasnya)